Amalan-amalan yang disunatkan pada bulan Ramadan.
1- Membaca Al-Quran.
Bulan Ramadan adalah bulan al-Quran sesuai dengan sunnah Nabi s.a.w. Ibnu Abbas RA berkata; "Nabi (Muhammad SAW) adalah orang yang paling dermawan diantara manusia. Kedermawaanya meningkat di saat malaikat Jibril menemuinya setiap malam hingga berakhirnya bulan Ramadan, lalu Nabi membacakan al-Quran dihadapan Jibril. Pada saat itu kedermawaan Nabi melebihi angin yang berhembus."
Hadist tersebut menganjurkan kepada setiap muslim agar bertadarus al-Quran, dan mengadakan ijtima`/ berkumpul dalam majlis al-Quran dalam bulan Ramadan. Membaca dan belajar al-Qur'an boleh dilakukan di dihadapan orang yang lebih mengerti atau lebih hafal al-Quran. Dianjurkan pula untuk memperbanyak membaca al-Quran di malam hari. Dalam hadist di atas, modarosah antara Nabi Muhammad saw dan Malaikat Jibril terjadi pada malam hari, kerana malam tidak terganggu oleh pekerjaan seharian. Di malam hari, hati seseorang juga lebih mudah meresapi dan merenungi amalan dan ibadah yang dilakukannya.
Puasa dan al-Quran mempunyai hubungan yang sangat dalam. Kerana itu Rasulullah s.a.w memperbanyak membaca Al-Quran dalam bulan Ramadan. Tidak ada yang melebihi al-Quran. Allah menurunkannya lain pada kitab-kitab terdahulu, di dalamnya terdapat hukum-hukum Allah yang tegas, dari al-Qur'an mengalir petunjuk-petunjuk Allah untuk manusia, tidak ada kedustaan, tidak ada penyesatan, ia memberi syafaat kepada orang yang membaca dan mengamalkannya. Rasulullah menegaskan "Barang siapa mendapatkan syafaat al-Qur'an, maka ia akan mendapatkan syafa'at di hari Kiamat", "Barangsiapa duduk demi al-Qur'an, maka ia tidak akan berdiri keculai dengan mendapatkan kelebihan dan kekurangan, iaitu kelebihan mendapatkan hidayah dan kekurangan dari kebutaan hatinya". Dengan selalu membaca al-Quran, iman seseorang akan bertambah dan terus bertambah, dan tidak akan luntur apa yang telah ia yakini, hinggga berkuranglah keraguan-keraguan yang ada dalam jiwanya. Tidak ada satu pun penyembuh hati selain al-Quran, kerana sebesar-besarnya penyakit hati adalah kekafiran dan kemunafikan serta jauh dari jalan Allah. Dan tiada penawar atas penyakit-penyakit tersebut kecuali al-Quran.
Alim Rabbany Syaikh Ahmad bin Abdul-Ahmad as-Sarhindy berkata: "Sesungguhnya di dalam bulan ini (puasa) ada kaitan yang sangat erat dengan al-Quran, dimana pada bulan tersebut al-Quran di turunkan, di dalam bulan tersebut juga dipenuhi segala kebajikan dan berkat dari Allah s.w.t. Setiap kebajikan dan keberkatan yang diterima oleh umat manusia selama setahun penuh, tidak lain hanyalah setetes dari lautan rahmat Allah selama satu bulan ini. Maka sangat beruntunglah mereka yang menyambut dan menghidupkan bulan tersebut dengan melakukan amal soleh dan beribadah, dan merugilah mereka yang tidak meramaikan bulan tersebut dengan beribadah, iaitu mereka yang berpaling dari keberkatan dan kebaikan."
Dengan demikian, Ramadan merupakan pesta ibadah, bulan tilawah bagi ummat Islam. Ia ibarat musim menuai orang-orang yang mulia dan bertaqwa, hari raya bagi hamba-hamba yang saleh, diramaikan dengan mendirikan ajaran-ajaran agama, kebeningan hati dalam ibadah dan berlumba-lumba dalam kebaikan. Seluruh umat muslim dari segala penjuru dunia serentak berbondong-bondong menyambut kedatangan bulan suci tersebut dengan menghidupkan suasana yang penuh rahmat dan berkat. Allah telah menganugerahkan rahmat dan pertolongan-Nya kepada hambanya yang beramal saleh, mereka yang tidak segan-segan melaksanakan ajaran-ajaran Allah dan selalu asyik tanpa rasa jemu dalam mengamalkan perintah-Nya. Hati mereka selalu bergantung kepada Allah dan setiap hembusan nafas mereka terarah kepada kebaikan.
2. Menahan hawa nafsu dan kesenangan duniawi.
Iaitu dengan mengurangkan makan ketika berbuka serta tidak berlebih-lebihan. Dalam sebuah hadis dikatakan "Tidak ada perkara yang lebih buruk dari pada memenuhi isi perut dengan makanan secara berlebihan". Ruh puasa terletak pada memperlemah sahwat, mengurangi keinginan dan mengekang nafsu.
Dari Sahal bin Sa'ad r.a Rasulullah s.a.w. bersabda: " Sesungguhnya di surga ada salah satu pintu yang dinamakan Rayyan: masuk dari pintu tersebut ahli puasa di hari kiamat, tidak ada yang masuk dari pintu itu selain ahli puasa, lalu dipanggil "Manakah para ahli puasa?", maka berdirilah para ahli puasa dan tak ada seorangpun yang masuk dari pintu itu kecuali mereka yang tergolong para ahli puasa, dan apabila mereka sudah masuk, maka pintu sorga tersebut segera ditutup, dan tidak ada satu pun yang diperbolehkan masuk setelah mereka". (Bukhari Muslim).
3. Berdo'a ketika berbuka puasa.
Abu Hurairah r.a berkata: bersabda Rasulullah s.a.w: Ada tiga golongan yang tidak akan ditolak do'anya, mereka itu adalah: orang puasa ketika berbuka, doa pemimpin yang adil dan doa orang yang teraniaya".
Untuk itu, hendaklah kita semua tidak melupakan saudara-saudara kita yang menderita di Palestin, Afghanistan, Kashmir dan Chechnya dan belahan bumi lainnya dalam doa kita. Betapa banyak do'a yang ihlas dan tulus, lebih berguna berbanding ribuan anak panah.
4. Qiyamullail (Tahajjud )
Solat Tarawih hukumnya sunat menurut kesepakan para ulama juga disunatkan untuk meng-khatamkan al-Qur'an selama solat tarawih. Hadits-hadits yang menerangkan tentang qiyamullail adalah : Sabda Rasulullah s.a.w: "Barang siapa menghidupan malam Ramadan dengan penuh keimanan dan harapan mendapatkan redho Allah s.w.t semata, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau".
Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah s.a.w. senang menghidupkan bulan Ramadan dengan melaksanakan qiyamullail dengan tidak memaksakannya kepada para sahabat untuk melaksanakannya dan bersabda :" Barangsiapa yang melaksanakan Qiyamullail pada bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan harapan niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau.
Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya Allah mewajibkan atasmu puasa Ramadan dan disunatkan melakukan Qiyamullail pada bulan suci ini, barang siapa berpuasa dan melaksanakan Qiyamullail dengan penuh keimanan dan harapan maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau".
Dari Abu Hurairah r.a: "Kemuliaan seorang mu'min terletak pada solatnya yang didirikan di tengah malam dan kehormatannya terletak pada ketidak bergantungann terhadap orang lain". Dari Mughirah r.a, Rasulullah s.a.w selalu bangun tengah malam melaksanakan solat malam hingga bengkak kedua telapak kakinya".
Para ulama salaf selalu mencari kesempatan untuk menghidupkan malamnya dengan solat dan membaca Al-Quran sehingga tersentuh jiwanya. Dan apabila membaca ayat yang menerangkan khabar gembira, hatinya terselip harapan yang menggebu-gebu seolah apa yang di janjikan itu ada di pelupuk matanya. Sebaliknya, apabila membaca ayat Al-Qur'an yang menerangkan ancaman maka hati dan kedua telinganya terasa terbius, seolah dahsyatnya suara api neraka berada di ujung telinganya, lalu mereka pun meletakkan keningnya di atas bumi sambil memohon kepada Allah agar dijauhkan dari pedihnya api neraka dan meminta pertolongan agar diberi kemenangan atas musuh-musuhnya.
5. Berlumba-lumba dalam bersedekah.
Hendaknya berusaha untuk selalu memberikan ifthar (berbuka) bagi mereka yang berpuasa walaupun hanya seteguk air ataupun sebutir kurma sebagaimana sabda Rasulullah yang berbunyi: " Barang siapa yang memberi ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun". (Bukhari Muslim)
Anjuran untuk berlumba-lumba dalam bersedekah dan membiasakan diri untuk berderma dengan sebanyak-banyaknya mungkin memberikan apa yang kita punya sesuai dengan hadis Rasulullah yang diriwayatkan Ibnu Abbas yang artinya: " Rasulullah orang yang paling dermawan terlebih ketika berjumpa denga malaikat Jibril dan malaikat Jibril selalu menemuinya setiap malam dibulan Ramadan hingga akhir bulan itu." (HR Bukhari)
Dan pada hadis yang lain disebutkan bahwasanya Rasulullah orang yang paling sempurna akhlaknya, paling dermawan dan kedermawanannya mencakup semua segi, di antaranya memberikan ilmu, harta, dan jiwanya kepada Allah demi menegakkan agama dan memberi petunjuk kepada hamba-Nya, berbakti untuk ummat dalam segala aspek dan semua kedermawanannya semua hanya demi Allah. Rasulullah lebih mementingkan orang lain daripada diri sendiri, keluarga dan anak-anaknya, beliau memberikan apa yang para raja-raja tidak mampu memberikannya, lebih suka hidup sederhana, sehingga tidak jarang dalam sebulan atau dua bulan dapurnya tidak mengepulkan asap. Kedermawanan beliau semakin bertambah ketika masuk bulan Ramadan, kerana keutamaan waktu mengartikan keutamaan beramal di dalamnya, dan menjadikan pahala berlipat ganda di dalamnya.
Membantu orang berpuasa dan orang yang menjalankan ketaatan, berhak mendapatkan pahala seperti pahala orang yg melakukannya, tanpa mengurangi sedikit pun pahalanya, kerana Allah adalah Maha Dermawan terhadap hamba-Nya dengan rahmat dan maghfiroh-Nya dalam bulan Ramadan ini. Maka sepatutnya bagi seorang hamba harus boleh membalas kebaikan-Nya dengan mendermakan harta dan jiwanya sehingga ia berhak mamperoleh rahmat Allah.
Di antara keutamaan sedekah adalah meredam murka Allah dan terhindar dari suu'ul khatimah, iaitu meninggal dalam keadaan sesat. Sedekah juga mempunyai pengaruh yang sangat luar biasa untuk menolak bermacam cubaan dan malapetaka, melebur kesalahan, meredamnya sebagaimana air mematikan api, sedekah boleh membuat hati menjadi senang dan dada terasa lapang. Untuk itulah kita dilarang bakhil. Abdurrahman bin Auf setiap kali bertawaf di Makkah selalu berkata: "Ya Allah lindungilah aku dari jiwa yang bakhil."
6. I`tikaf di Sepuluh Hari Terakhir Bulan Ramadan.
I`tikaf di sepuluh terakhir bulan Ramadan merupakan penyempurna ibadah puasa. Ini kerana I'tikaf artinya menumpukan diri menghadap Allah, mendekatkan diri kepada-Nya, dan menyibukkan diri dengan beribadah kepada-Nya. Hingga kecintaannya semata hanya kepada Allah, mengalahkan kecintaannya kepada selain Allah. Inilah tujuan I'tikaf di hari-hari terakhir bulan Ramadan, hari yang paling utama selama bulan tersebut. Sepuluh hari terakhir bulan Ramadan merupakan keutamaan yang dipilih oleh Allah SWT.
Diriwayatkan dari `Aisyah r.a. bahwasanya Nabi Muhammad saw selalu beri`tikaf di malam sepuluh terakhir bulan Ramadan hingga ajal menjemputnya, kemudian sunnah ini dihidupkan lagi oleh isteri-isteri Rasulullah selepas kewafatannya" (Bukhari Muslim). Ini merupakan gambaran akan kesungguhan dalam beribadah dan kesediaan Rasulullah dalam menyambut Ramadan.
Dari `Aisyah r.a berkata: bahwa Rasulullah s.a.w. apabila memasuki sepuluh malam terakhir bulan Ramadan, beliau menghidupkan malam dan membangunkan anggota keluarganya dan beliau kencangkan pakaiannya" (Bukhari Muslim).
Saudaraku!
Ingatlah bahwa pintu menuju kebaikan itu bermacam-macam. Oleh kerana itu kita sayugianya memasuki salah satu pintu tersebut. Imam Ahmad Bin Hanbal menegaskan : "Tidaklah dikatakan seorang itu berilmu sebelum ilmunya mencerminkan perkataannya dan ahlaknya". Dan sebagian dari pintu kebaikan adalah berdo`a kerana do`a adalah penggerak dari ibadah dan sebaik-baik do`a dan dzikir adalah yang diajarkan oleh Rasulullah saw kerana beliau adalah hamba yang paling tahu akan Rabb Yang Maha Mengabulkan do`a kita.
7. Menjauhi Larangan Agama:
Hal yang perlu diperhatikan oleh seorang mu`min adalah menjaga lisan dari mengumpat dalam keadaan berpuasa sebagaimana yang dipesankan Rasulullah s.a.w: "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan ghibah maka tiada artinya di sisi Allah baginya berpuasa dari makan dan minum" (HR: Bukhari).
Berkata Ibnu Battal: Bukan berarti kemudian ia meninggalkan puasa, tapi ini merupakan peringatan agar meninggalkan perkataan dusta dan ghibah. Adapun makna perkataan Rasul: "Tiada erti di sisi Allah s.w.t." menurut Ibnu Munir adalah: tamsil dari ditolaknya puasa yang bercampur dengan dusta. Adapun puasa yang bersih dari pekerjaan tercela tersebut, insya Allah akan tetap diterima.
Ibnu Arabi berkata: Umat-umat sebelum kita cara berpuasanya hanya menahan diri dari berkata-kata namun diperbolehkan makan dan minum, begitupun mereka tidak sanggup, sehingga Allah meringankan dengan dihapusnya setengah hari iaitu malam dan dihapusnya setengah puasa iaitu puasa dari berkata, namun mereka tetap tidak sanggup, mereka bahkan melakukan tindakan-tindakan yang diharamkan agama. Kemudian Allah meringankan lagi untuk meningkatkan darjat manusia dengan meninggalkan perkataan dusta dan munkar. Allah pun mewahyukan kepada Rasulullah s.a.w. "Barangsiapa yang berkata dusta atau berbuat munkar maka Allah s.w.t. tidak menerima puasanya dari makanan dan minuman. Maka beruntunglah mereka yang menyibukkan diri dengan aibnya hingga tidak memikirkan aib orang lain dan beruntunglah mereka yang tinggal di rumah, sibuk dengan ibadah kepada Allah, menangisi kesalahannya di saat manusia sedang terlelap tidur.
Selain itu, selayaknya kita tidak ikut campur urusan orang lain sehingga kita terseret dalam kemungkaran atau menjerumuskan orang lain dalam kemungkaran. Kalau ada orang yang mengganggu kita, hendaklah kita ingatkan bahwa kita sedang berpuasa, sebagaimana diajarkan Rasulullah saw: Apabila dihina oleh seseorang hendaklah ia ucapkan saya sedang berpuasa. Demi Allah yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, mulut seorang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dibanding minyak wangi misik".
Maka seorang mu`min yang menguasai syahwatnya dan menahan dirinya dari makanan dan minuman yang halal, menahan dirinya dari menggauli isterinya yang halal, sayugianya ia juga menjaga dirinya dari hal yang jelas diharamkan di luar bulan puasa. Mulut ini, dijadikan Allah swt tidak untuk mengumpat. Mulut yang dijadikan Allah lebih harum dibanding aroma minyak misik, janganlah sengaja dikotori dengan perkataan dusta atau menghina meskipun dalam keadaan terpaksa. Hendaklah ia berkata pada dirinya: "Saya sedang berpuasa dan tidak dihalalkan bagiku berbuat hal tersebut"
Oleh Kerana Itu saudaraku hendaklah engkau membuat jadual untukmu. Aturlah waktumu dan tetapkan waktu untuk beribadah, jangan sampai engkau kehilangan berkat serta keutamaan Ramadan, sesungguhnya bulan Ramadahan terlalu singkat untuk meraih seluruh keutamaannya, maka persiapkanlah dirimu sekarang untuk menghadapi bulan penuh berkah, rahmah dan maghfirah ini.
Tiada kata yang sesuai untuk mengakhiri tulisan ini, selain firman Allah s.w.t. dalam surat Fatir ayat 32-34: "Kemudian kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih diantara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang zalim pada diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang biasa saja dan diantara mereka ada yang lebih banyak berbuat kebaikan. Yang demikian itu adalah kurnia yang amat besar. Bagi mereka surga Adnin yang mereka masuki dengan dihiasi gelang-gelang emas dan mutiara dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera. Mereka berkata: Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan kami, sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan penerima Syukur".
KULLU AAM WA ANTUM BI KHAIR
Selamat Menjalani Ibadah Puasa Ramadan