Khamis, 1 Julai 2010

Menjaga Lidah Part 1



Menjaga Lidah Bahagian 1
Abul Laits Assamarqandi meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Said Alkhudri r.a berkata: "Seorang datang kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan berkata: "Ya Rasulullah, nasihatilah aku." Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Jagalah taqwa kepada Allah s.w.t. sebab taqwa itu menghimpunkan segala kebaikan. Dan kerjakan jihad sebab dia sebagai pertapaan bagi ummat Islam. Dan lazimilah zikrullah dan membaca al-quran, sebab ia cahaya penerangan untukmu dibumi dan sebutan namamu dilangit. Dan jagalah lidahmu kecuali dalam kebaikan sebab dengan itu dapat mengalahkan syaitan laknatullah." 
Abul Laits berkata: "Taqwa kepada Allah s.w.t. ialah mengerjakan perintah Allah s.w.t. dan meninggalkan laranganNya, maka siapa berbuat demikian bererti telah menghimpunkan semua kebaikan. Dan jagalah lidahmu dalam kebaikan bererti katakanlah yang baik sehingga untung dan diamlah dari kejahatan sehingga selamat. Dan manusia tidak dapat mengalahkan syaitan laknatullah kecuali dengan diam, kerana itu seharusnya seorang muslim menjaga lidahnya sehingga terlindung dari syaitan laknatullah. Dan Allah s.w.t. akan menutup auratnya."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Umar r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Siapa yang menempeleng (memukul) hambanya maka tebusan dosanya ialah memerdekakannya dan siapa yang menjaga lidahnya Allah s.w.t. menutupi auratnya. Dan siapa yang menahan marahnya maka Allah s.w.t. akan menyelamatkannya dari siksaNya dan siapa yang minta maaf kepada Allah s.w.t. pasti Allah s.w.t. menerima permintaannya."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abuhurairah berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Siapa yang percaya (beriman) kepada Allah s.w.t. dan hari kemudian, maka harus menghormati tamunya dan harus memuliakan tetangganya dan harus berkata baik atau diam."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ya'la berkata: "Kami masuk ketempat Muhammad bin Suqah Azzahid, maka ia berkata: "Mahukah saya sampaikan kepadamu hadis yang mungkin berguna bagimu sebagaimana telah berguna bagiku?" Atha' bin Abi Rabaah berkata kepadaku: "Hai anak saudaraku, orang-orang yang dahulu dari kamu itu tidak suka bicara yang tidak perlu atau bukan kepentingannya, dan mereka menganggap tiap bicara yang tidak perlu itu sia-sia kecuali kitabullah dan amar ma'ruf dan nahi mungkar, atau keperluan kehidupan sehari-hari." Kemudian ia berkata: "Apakah kamu dapat membantah ayat (Yang berbunyi): "Wa inna alaikum lahaa fidhin kiraaman kaatibien." (Yang bermaksud): "Sesungguhnya padamu ada Malaikat yang baik-baik tukang mencatat." Anil yamini wa anisysyimali qa'ied." (Yang bermaksud): "Disebelah kanan dan kiri tempat duduk." Maa yalfidzu min qaulin illa ladaihi Raaqibun Atied." (Yang bermaksud): "Tidak melepas sepatah kata melainkan ada Malaikat yang mencatat iaitu Malaikat Raqib dan Atied." Apakah tidak malu salah satu kamu bila dibuka lembaran amalnya, dunia yang utama bahkan hanya yang tidak penting dan lebih-lebihan semata-mata?" Abul Laits dari ayahnya dengan sanadnya dari Anas bin Malik r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Empat sifat tidak terdapat kecuali pada orang mukmin iaitu:
Diam dan ini ibadat yang pertama 
Tawadhuk 
Zikrullah atau berzikir 
Tidak berbuat kejahatan (mengurangi kejahatan) 

Juga diceritakan bahawa sabda ini juga dikatakan oleh Nabi Isa a.s. Abu Hurairah r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Sebaiknya Islam seorang itu jika dapat meninggalkan apa-apa yang bukan kepentingannya."
Lukman Alhakiem ketika ditanya: "Apakah yang dapat menyampaikan engkau ketingkat yang sedemikian itu?" Jawabnya: "Kerana benar tutur kata dan menunaikan amanat dan meninggalkan apa-apa yang bukan kepentinganku."
Abu Bakar bin Ayyasy berkata: "Empat raja masing-masing melepaskan kalimat yang bagaikan anak panah. Raja Kisra berkata: "Saya tidak menyesal terhadap apa yang belum aku katakan dan adakalanya menyesal terhadap apa yang terlanjur saya katakan." Raja Cina berkata: "Selama saya belum melepaskan kalimat maka tetap saya mengusainya tetapi jika keluar maka ia memiliki aku." Raja Kaisar berkata: "Saya lebih mudah menahan apa yang belum saya katakan dan tidak dapat mengembalikan apa yang telah aku katakan." Raja India berkata: "Sungguh hairan dari orang yang mengatakan satu kalimat jika dituntut berbahaya dan jika tidak dituntut tidak berguna."
Arrabie' bin Khaitsam biasa jika pergi mengambil kalam dan kertas dan tiada berkata sepatah katapun melainkan dicatat kemudian petangnya diperbaiki dirinya.
Abul Laits berkata: "Demikianlah perbuatan orang zahid, mereka menjaga benar-benar lidah dan memperhitungkan diri didunia. Dan demikian seharusnya seorang muslim mengadakan perhitungan amalnya selama masih didunia sebelum diperhitungkan diakhirat, sebab hisab perhitungan dunia jauh lebih ringan dari hisab perhitungan diakhirat."
Ibrahim Attaimi berkata: "Seorang kawan dari Arrabi' bin Khaitsam berkata: "Saya telah berkawan dengan Arrabi' selama dua puluh tahun, maka belum mendengar daripadanya satu kalimat yang dapat disalahkan (dicela)."
Musa bin Saied berkata: "Ketika Alhusein bin Ali r.a. terbunuh maka ada orang berkata: "Mungkin hari ini Arrabi akan berbicara." Maka ia pergi ketempat Arrabi dan memberitahu bahawa Alhusein r.a. terbunuh, maka Arrabi segera melihat kelangit sambil berdoa (Yang berbunyi): "Allahumma faa thirassamawati wal ardhi aalimal ghoibi wasysyahadati anta tahkumu baina ibaadika fima kaanu fihi yakh talifun." (Yang bermaksud): "Ya Allah yang mencipta langit dan bumi, yang mengetahui semua yang ghaib dan terang, Engkau yang menghukum semua hambaMu dalam semua yang mereka perselisihkan, dan tidak lebih dari itu."
 Seorang cendikiawan (Haliem) berkata: "Enam macam menunjukkan kebodohan iaitu:
Marah tidak pada tempatnya, seperti marah pada seseorang, binatang atau lain-lainnya 
Bicara yang tidak berguna kerana itu seharusnya seorang yang berakal tidak bicara kecuali jika penting dan berguna 
Pemberian yang tidak pada tempatnya seperti memboros harta atau memberi kepada orang yang tidak akan berguna baginya 
Membuka rahsia pada semua orang 
Tidak membezakan antara kawan dengan lawan kerana itu harus mengetahui siapa musuh dan siapa kawan. Kawan untuk ditaati dan musuh untuk diawasi dan musuh yang utama ialah syaitan laknatullah, yang benar-benar harus dijauhinya. 
Nabi Isa a.s. berkata: "Tiap kalimat yang bukan dzikrullah itu lelehan (laghu) dan tiap diam yang tidak untuk berfikir, maka itu kelalaian dan tiap pandangan yang bukan perhatian, maka itu permainan, maka untung orang yang perkataannya dzikrulllah dan diamnya untuk berfikir dan pandangannya itu perhatian dan pengertian."
Al Auza'i berkata: "Orang mukmin itu sedikit bicaranya dan banyak bekerja dan orang munafiq itu banyak berbicara dan sedikit kerja (amal)."
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Lima sifat yang tidak ada pada orang munafiq iaitu:
Pengertian agama 
Berhati-hatilah dalam lidah 
Senyum dimuka 
Nur (terang) dalam hati 
Cinta kepada kaum muslimin 
Yahya bin Aksam berkata: "Tiada seorang yang baik perkataannya melainkan akan tampak dalam semua amalnya dan tiada rosak perkataan seseorang melainkan akan tampak dalam semua amal perbuatannya."
Lukman Alhakiem berkata kepada anak lelakinya: "Hai anak, siapa yang bersahabat pada seorang yang jahat tidak selamat dan siapa yang masuk ditempat yang jelek tertuduh dan siapa yang tidak dapat menahan lidahnya menyesal."
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Untung orang yang dapat menguasai lidahnya dan jinak dirumahnya dan menangisi dosa-dosanya."
Abul Laits berkata: " Ayahku meriwayatkan dengan sanadnya dari Alhasan Albashri berkata: "Sesungguhnya lidah orang yang bijaksana itu dibelakang hatinya, sehingga bila ia akan berbicara difikir benar-benar dalam hatinya jika baik maka dikatakannya dan jika berbahaya maka ditahannya, dan orang yang bodoh akalnya dihujung lidahnya, apa yang akan dikatakan langsung dikatakannya. (Yakni tidak difikir baik buruknya)                       
Abul Laits berkata: "Ayahku meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Dzar Alghifari r.a. berkata: "Ya Rasulullah, apakah yang tersebut dalam shuhuf Ibrahim a.s?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Didalamnya ada contoh-contoh dan nisahat-nasihat seperti: "Seharusnya seorang yang berakal selama tidak terbalik akalnya menjaga lidahnya, mengetahui keadaan masanya, rajin pada urusannya. Dan siapa yang menganggap bicara itu termasuk amalnya maka sedikit bicara kecuali jika penting (perlu)."
Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: "Saya telah mendengar Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Seharusnya seorang yang berakal itu tidak tekun kecuali dalam tiga macam iaitu:
Usaha untuk keperluan hidupnya 
Beramal untuk hari kemudian 
Bersuka-suka yang tidak haram 
Nabi Muhammad s.a.w. juga berkata: "Seorang yang berakal harus dapat mempergunakan waktu siang dalam empat waktu iaitu:
Waktu untuk munajat kepada Allah s.w.t. 
Waktu untuk memperbaiki diri 
Waktu untuk mempelajari ilmu dari orang yang dapat menasihat dan menerangkan kepadanya dalam urusan agamanya 
Waktu untuk memuaskan nafsunya yang halal dan baik 
Juga ia berkata: "Seharusnya seorang yang berakal selalu memperhatikan urusannya dan mengenal orang-orang dimasanya. Dan menjaga kemaluan dan lidahnya." Abul Laits menyebut bahawa kalimat-kalimat ini tersebut dalam Hikmat Nabi Daud a.s.
Anas bin Malik berkata: "Luqman Alhakiem ketempat Nabi Daud a.s. sedang Nabi Daud a.s. membuat baju besi untuk perang, maka Luqman kagum melihat Nabi Daud a.s. bekerja dan akan menanya tetapi tertahan oleh hikmatnya sehingga tidak bertanya dan ketika telah selesai dicuba baju itu oleh Nabi Daud a.s. sambil berkata: "Sebaik-baik baju besi untuk perang, dan baik pula yang mengerjakannya." Lalu disambut oleh Luqman: "Diam itu himat tetapi sedikit yang dapat melaksankannya."

Tiada ulasan:

Catat Ulasan