Jumaat, 19 Ogos 2011
Jumaat, 12 Ogos 2011
Fasa kedua Ramadhan
Pertengahan Ramadhan : Pengampunan
Tanpa kita sedari Ramadhan begitu pantas bergerak, kini kita masuk fasa kedua bulan Ramadhan.Di dalam fasa ini kita digalakkan dan dianjurkan untuk memperbanyakkan membaca doa " Ya Alah, ampuni dosaku, dosa anak isteriku, dosa kedua orang ibubapaku, dosa guru-guruku, dosa saudara-saudaraku, dosa sahabat-sahabatku ... wahai Rabb seru sekelian alam". Mudah-mudahan Allah ampunkan segala dosa kita. Amin.
Selasa, 9 Ogos 2011
10 Sebab turunya ...
10 Sebab Turunnya Rahmat Allah Ta'ala
Sesungguhnya Allah Ta'ala Maha Pemberi rahmat (kasih sayang). Bahkan sayangNya terhadap hamba-hambaNya lebih dari sayangnya seorang ibu kepada anaknya. Dengan kasih sayangNya, Dia menciptakan kita. Dengan rahmatNya, Dia memberikan rezki kepada kita. Dengan rahmatNya, Dia memberikan kesehatan kepada kita. Dengan rahmatNya, Dia memberikan makan dan minum, pakaian serta tempat tinggal kepada kita. Dengan rahmatNya, Dia menunjukkan kita kepada Islam dan Iman serta amal soleh. Dengan rahmatNya, Dia mengajarkan kepada kita apa yang tidak kita ketahui. Dengan rahmatNya, Dia memalingkan kejahatan musuh-musuh dari diri kita. Allah Ta'ala berfirman, ertinya, "Sesungguhnya Allah Ta'ala membela orang-orang yang telah beriman." (QS. al-Hajj: 38).
Dengan rahmatNya, Dia menurunkan hujan dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan,. Dengan rahmatNya, Dia memasukkan hamba-hambaNya yang beriman dan yang beramal soleh ke dalam surga. Dengan rahmatNya, Dia menyelamatkan mereka dari neraka.Segala sesuatu semuanya adalah berkat rahmat Allah Ta'ala. Oleh kerananya seorang muslim perlu mengetahui faktor penyebab, Allah Ta'ala memberikan rahmat kepada makhlukNya, iaitu:
1. Berbuat Ihsan dalam beribadah kepada Allah Ta'ala dengan menyempurnakan ibadah kepadaNya dan merasa diperhatikan (diawasi) oleh Allah Ta'ala, bahawasanya kamu beribadah kepada Allah Ta'ala, seolah-olah kamu melihatNya, maka jika kamu tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu, dan berbuat baik kepada manusia semaksima mungkin, baik dengan ucapan, perbuatan, harta, dan kedudukan. Allah Ta'ala berfirman, ertinya, "Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS. al-A'raf: 56)
2. Dan di antara sebab-sebab yang paling utama untuk mendapatkan rahmat Allah Ta'ala adalah bertakwa kepadaNya dan mentaatiNya dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya, seperti mengeluarkan zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya (Mustahiq), beriman dengan ayat-ayat Allah swt, dan mengikuti RasulNya. Allah Ta'ala berfirman, ertinya, "Dan rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmatKu untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami. (Iaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi." (QS. al-A'raf: 156, 157)
3. Kasih sayang kepada makhluk-makhlukNya baik manusia maupun binatang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Orang-orang yang penyayang, maka Allah Ta'ala akan menyayangi mereka (memberikan rahmat kepada mereka), sayangilah / kasilah penduduk bumi, nescaya penduduk langit akan menyayangi kalian." (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi)
2. Dan di antara sebab-sebab yang paling utama untuk mendapatkan rahmat Allah Ta'ala adalah bertakwa kepadaNya dan mentaatiNya dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya, seperti mengeluarkan zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya (Mustahiq), beriman dengan ayat-ayat Allah swt, dan mengikuti RasulNya. Allah Ta'ala berfirman, ertinya, "Dan rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmatKu untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami. (Iaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi." (QS. al-A'raf: 156, 157)
3. Kasih sayang kepada makhluk-makhlukNya baik manusia maupun binatang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Orang-orang yang penyayang, maka Allah Ta'ala akan menyayangi mereka (memberikan rahmat kepada mereka), sayangilah / kasilah penduduk bumi, nescaya penduduk langit akan menyayangi kalian." (HR. Abu Daud dan at-Tirmidzi)
Dan hal itu lebih ditekankan lagi kepada orang-orang fakir dan miskin yang sangat memerlukan. Sedangkan balasan (ganjarannya) sesuai dengan perbuatan, sebagaimana kita berbuat baik, maka kita akan mendapatkan balasan dari kebaikan tersebut.
4. Beriman, berhijrah, dan berjihad di jalan Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman, ertinya, "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. al-Baqarah: 218). Maka orang-orang yang beriman selalu mengharapkan rahmat Allah Ta'ala setelah mereka melaksanakan sebab-sebab mendapatkan rahmat iaitu iman, hijrah, dan berjihad di jalan Allah Ta'ala. Adapun hijrah meliputi berpindah dari negri syirik ke negri Islam dan meninggalkan apa yang dilarang Allah Ta'ala dan RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam, sebagaimana Rasululullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,"Orang yang berhijrah adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah Ta'ala." (Muttafaq 'alaih).
Sedang jihad mencakup jihad melawan hawa nafsu dalam mentaati Allah Ta'ala, sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Orang yang berjihad adalah orang yang memerangi hawa nafsunya dalam menaati Allah Ta'ala." (HR. al-Baihaqi). Sebagaimana jihad meliputi pula jihad melawan syaitan dengan menyelisihinya dan bersungguh-sungguh untuk mendurhakainya dan jihad dalam memerangi orang-orang kafir dan jihad terhadap orang-orang munafik dan pelaku-pelaku maksiat baik dengan tangan, kemudian (jika tidak mampu) dengan lisan, kemudian (jika tidak mampu juga), maka dengan hati.
5. Mendirikan solat, menunaikan zakat, dan menaati Rasulullah Ta'ala, sebagaimana Allah Ta'ala berfirman, ertinya, "Dan dirikanlah solat, tunaikanlah zakat, dan ta'atlah kepada Rasul, supaya kamu diberi rahmat." (QS. an-Nur: 56).
6. Berdo'a kepada Allah Ta'ala untuk mendapatkannya dengan bertawasul dengan nama-namaNya yang Maha Pengasih (ar-Rahman) lagi Maha Penyayang (ar-Rahim) atau yang lainnya dari nama-namaNya yang Agung / Indah, seperti kamu mengatakan, "Ya Rahman Wahai Yang Maha Penyayang), sayangilah aku (rahmatilah aku), ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan rahmatMu yang luas yang meliputi segala sesuatu agar Engkau mengampuni dosaku dan menyayangiku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Allah Ta'ala berfirman, ertinya,"Wahai Rabb kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)." (QS. al-Kahfi: 10). Dan Allah Ta'ala juga berfirman, ertinya, "Hanya milik Allah asma`u al-Husna, maka bermohonlah kepadaNya dengan menyebut asma`u al-Husna itu." (QS. al-A'raf: 180). Maka hendaklah seseorang memohon setiap permintaannya dengan nama yang sesuai dengan permintaannya itu untuk mendapatkannya. Allah Ta'ala berfirman, ertinya, "Dan Rabbmu berfirman, 'Berdo'alah kepadaKu, nescaya akan Kuperkenankan bagimu'." (QS. al-Mu'min: 60). Dan firman Allah Ta'ala lainnya, ertinya, "Dan katakanlah, 'Ya Rabbku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik." (QS. al-Mu'minun: 118). Sungguh Allah Ta'ala telah menyuruh (kita) berdo'a dan menjamin ijabah (mengabulkan do'a tersebut) dan Dia Maha Suci yang tidak pernah mengingkari janji.
7. Mengikuti al-Qur`an al-Karim dan mengamalkannya. Allah Ta'ala berfirman, ertinya, "Dan Al-Qur`an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat." (QS. al-An'am: 155).
8. Menaati Allah Ta'ala dan RasulNya shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Allah Ta'ala berfirman, ertinya,"Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat." (QS. Ali 'Imran: 132).
9. Mendengarkan dan memperhatikan dengan tenang ketika dibacakan al-Qur`an al-Karim. Allah Ta'ala berfirman, ertinya, "Dan apabila dibacakan Al-Qur`an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat." (QS. al-A'raf: 204).
10. Istighfar, memohon ampunan dari Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman, ertinya, "Hendaklah kamu meminta ampun kepada Allah, agarkamu mendapat rahmat." (QS. an-Naml: 46).
Wallahu a'lam.
Sumber: Diterjemahkan dari Kitab "An-Nuqath al-'Asyarah adz-Dzahabiyah", Syaikh Abdur Rahman ad-Dusari.
Sumber: Diterjemahkan dari Kitab "An-Nuqath al-'Asyarah adz-Dzahabiyah", Syaikh Abdur Rahman ad-Dusari.
Jumaat, 5 Ogos 2011
Bertuahnya kita
Bertuah seandainya kita
Beruntungnya kita, bertuahya kita jika kita termasuk di dalam golongan yang sentiasa didoakan oleh para malaikat. "Ya Allah berkat kebesaran NabiMu Muhammmad Sallallahhu 'Alaihi Wassalam Engkau masukkan kami, isteri kami, anak-anak kami, ibu bapa kami, guru-guru kami, saudara-mara kami, kawan-kawan kami dan seluruh orang-orang yang beriman dalam golongan yang didoakan oleh para malaikatMu"
Rabu, 3 Ogos 2011
Mari kita ulangkaji
Doa hari 1 hingga 10 Ramadhan
Doa bukan meminta, doa bukan untuk mengingatkan Allah. Doa dibaca, doa dipanjatkan ke hadrat Allah semata-mata sebagai tanda kita hamba tersangat amat memerlukanNya. Dialah tempat kita bergantong harapan, tempat mengadu, tempat mencurah segala masalah tempat segala-galanya.“Doa adalah Ibadah” / Hakikat doa, menampakkan kefakiran kepada Allah, pengakuan hamba terhadap kemuliaan Allah..
Selasa, 2 Ogos 2011
Isnin, 1 Ogos 2011
Raihlah kesempatan yang datang
Ini waktunya carilah
Dalam rangkaian ayat Al-Qur’an mengenai puasa di bulan Ramadhan terselit suatu ayat yang secara khusus membicarakan soal berdoa. Di dalamnya Allah subhaanahu wa ta’aala memerintahkan orang beriman untuk berdoa kepadaNya. Dan Allah subhaanahu wa ta’aala berjanji untuk mengabulkan doa siapapun asalkan memenuhi tiga syarat: (1) Memohon hanya kepada Allah subhaanahu wa ta’aala, bukan selainNya. (2) Memenuhi segala perintahNya dan (3) Beriman kepada Allah subhaanahu wa ta’aala sebagai Rabb yang Maha Kuasa mengabulkan permintaan dan menetapkan takdir segalanya.
"Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS Al-Baqarah ayat 186)
Bulan Ramadhan merupakan bulan di mana orang beriman mempunyai kesempatan begitu luas untuk berdoa kepada Allah subhaanahu wa ta’aala. Dan waktu-waktu mustajab (ketika doa berpeluang besar dikabulkan Allah) tersebar dalam beberapa keadaan khusus sepanjang Ramadhan.
“Ada tiga golongan yang doa mereka tidak ditolak: (1) orang yang berpuasa hingga ia berbuka, (2) imam yang adil dan (3) doa orang yang dizalimi.” (HR Tirmidzi 3522)
Subhanallah…! Dalam hal berdoa orang berpuasa disetarakan dengan pemimpin yang adil dan orang terzalimi. Doa orang berpuasa mustajab. Didengar, tidak ditolak Allah subhaanahu wa ta’aala. Bahkan dikabulkan insyaAllah. Setiap orang yang faham hadits ini sangat bergembira menyambut Ramadhan. Sebab itu bererti selama 29 atau 30 hari selama ia berpuasa peluang doanya dikabulkan Allah subhaanahu wa ta’aala sangatlah luas…!
Dan terlebih lagi ketika menjelang berbuka ketika menanti tibanya azan Magrib. Kita harus memanfaatkan waktu sebaiknya untuk berdoa waktu itu. Maka, diriku, saudaraku, manfaatkan kesempatan keemasan menjelang berbuka dengan memanjatkan berbagai doa dan permintaan kepada Allah ta'aala. Sebab sebahagian masyarakat kita suka menghabiskan waktu dengan berbual kosong sambil menunggu waktu magrib di bulan Ramadhan. Cuba perhatikan hadits berikut:
“Sesungguhnya orang yang berpuasa memiliki doa yang tidak tertolak pada saat berbuka.” (HR Ibnu Majah 1743)
Lalu apakah lafaz khusus Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelang ifthor berbuka puasa? Beliau membaca sebagaimana dijelaskan dalam hadits di bawah ini:
“Jika Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam berbuka, ia berdoa: Dhahabazh-zhoma-u wab tallatil-'uruq wa tsabbatal-ajru insyaa Allah “Telah hilang dahaga, telah basah urat-urat dan semoga ganjaran didapatkan, insya Allah.” (HR Abu Dawud 2010)
Mengapa di dalam doa berbuka Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengatakan: ”...dan semoga ganjaran didapatkan, insya Allah.”? Kerana sesungguhnya yang sangat diharapkan bukan sekadar kegembiraan pertama sewaktu berbuka di dunia, melainkan yang lebih diharapkan orang beriman ialah kegembiraan kedua iaitu saat bertemu Allah ta’aala di hari berbangkit kelak. Orang beriman ketika itu bergembira berjumpa Allah ta’aala kerana puasanya sewaktu di dunia diterima olehNya. Demikianlah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda dalam hadits sebagai berikut:
Bagi orang yang berpuasa terdapat dua kegembiraan. Kegembiraan saat berbuka dan kegembiraan saat kelak perjumpaannya dengan Allah ta’aala kerana ibadah puasanya.” (HR Bukhary 1771)
Hidup manusia di dunia adalah pertukaran antara susah dan senang. Maka selama bulan Ramadhan khususnya, marilah kita membaca yang Nabi shollallahu ’alaih wa sallam biasa baca ketika menghadapi keadaan susah maupun menerima kurnia. Untuk menghadapi kesusahan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam melazimkan kalimat istighfar sebagaimana hadits berikut:
“Barangsiapa yang tetap melakukan istighfar, maka Allah subhaanahu wa ta’aala akan membebaskannya dari segala kesusahan dan melapangkannya dari setiap kesempitan serta akan memberinya rezeki dari jalan yang tidak diduganya.” (HR Abu Dawud 1297)
Sedangkan ketika menerima kurnia, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menganjurkan kita membaca sebagaimana hadits berikut:
“Setiap orang yang diberi kurnia Allah ta'aala lalu ia membaca ‘Alhamdulillah’, maka Allah ta’aala akan berikan yang lebih utama daripada apa yang telah ia terima.” (HR Ibnu Majah 3795)
Ya Allah, basahi lidah kami dengan mengingatMu selalu. Cerdaskan kami dalam mengajukan doa-doa kepada Engkau sesuai situasi dan keadaan kami masing-masing mengikuti teladan NabiMu Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam. Ya Allah, berkatilah kami di bulan Ramadhan. Amin ya Rabb...
Langgan:
Catatan (Atom)