Khamis, 21 Julai 2011

Air Mata Menangis

Wahai Mata Menangislah

“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk.”
(QS Al Israa 17:109)


Seringkali, terjadi di luar perancangan, harapan-impian dan keinginan berlalu tidak tercapai, di waktu itu barulah kita (manusia) teringatkan Dia. Sedar dirinya tidak mampu untuk berbuat apa-apa, jika Allah sudah berkehendak. Ketika itu biasanya manusia menangis atau berkeinginan untuk menangis. Namun, tidak lama bila ada harapan dan keinginan yang datang, maka tertawalah ia dan lupa lagi kepada Sang Pemberi Harapan.

Menjadi lumrah, manusia menangis, mengalirkan airmatanya, ketika merasa hancur, tujuannya gagal, harapannya kabur, dan cita-citanya berkecai. Atau, apabila yang telah dilakukannya mengalami kebuntuan, halangan dan rintangan.

Menangis adalah cara Allah menunjukkan kekuasaan dan keMahaBesaranNya. Air mata itu mungkin saja diciptakan untuk menyedarkan manusia agar senantiasa mengingatiNya. Titik-titik air bening dari kelopak mata itu boleh jadi adalah teguran Allah terhadap riak kenistaan yang kerap mewarnai kehidupan ini.

Seperti Allah menurunkan air hujan dari gumpalan awan untuk membahasahi bumi dari kekeringan hingga tumbuh segar dan masak ranum. Seperti itulah barangkali tangis manusia akan membahasahi kekeringan hati dan mengalirkan kerak kegersangan agar menghadirkan kembali wajah Dia yang mengiringi setiap langkah.

Seharusnya, tangisan meluluhkan bongkah bongkah keangkuhan dalam hati, hingga timbul kesedaran hanya Dia yang berhak berlaku sombong. Air mata itu akan menghalang pandangan mata dari meremehkan orang lain dan semakin menjernihkan mata untuk lebih mudah melihat keMahaBesaran dan kekuasaan Alah. Titik titik bening itu akan membersihkan debu debu pengingkaran yang memenuhi kelopak mata yang menjadikan seringkali lupa bersyukur atas nikmat pemberianNya.

Seharusnya pula, mengalirkankan air mata membuat hati tetap basah oleh ke tawadukan, qana’ah, dan juga cinta terhadap sesama insan. Air mata menjadi penyedar bahawa apa pun yang kita usahakan semua tergantung padaNya. Tidak ada yang patut disombongkan pada diri di hadapan sesama manusia apalagi di hadapan Nya. Air mata akan menghantarkan kita pada kekhusyukan.

Bersyukurlah bila masih dapat menitikan air mata. Namun, air mata menjadi tidak bererti jika setelah titik terakhir, tidak ada perubahan apapun dalam langkah kita. Tidak akan ada hikmahnya, bila kesombongan masih menjadi baju utama kita. Wallahu a’lam bissawab.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan