Rabu, 26 Mei 2010

Mengawal marah






Teknik mengawal marah

Marah dan emosi adalah tabiat manusia. Kita tidak dilarang marah, namun diperintahkan untuk mengendalikannya agar tidak sampai menimbulkan efek negatif. Dalam riwayat Abu Said al-Khudri Rasulullah s.a.w. bersabda "Sebaik-baik orang adalah yang tidak mudah marah dan cepat meredhoi, sedangkan seburuk-buruk orang adalah yang cepat marah dan lambat meredhoi" (H.R. Ahmad).

Dalam riwayat Abu Hurairah dikatakan "Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergelut, namun mereka yang dapat mengendalikan dirinya ketika marah" (H.R. Malik).

Menahan marah bukan pekerjaan mudah, sangat sulit untuk melakukannya. Ketika ada orang mengacah gara-gara  memancing emosi kita, barangkali darah kita langsung naik ke ubun-ubun, tangan sudah gemetar mau memukul, sumpah serapah sudah berada di ujung lidah tinggal menumpahkan saja, tapi jika saat itu kita mampu menahannya, maka bersyukurlah, karena kita termasuk orang yang kuat.

Cara-cara meredam atau mengendalikan kemarahan :
1. Membaca Ta'awwudz. Rasulullah bersabda "Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu "A'uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim" "Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk" (H.R. Bukhari Muslim).

2. Berwudu. Rasulullah bersabda "Kemarahan itu itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya dapat padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudulah" (H.R. Abud Dawud).

3. Duduk. Dalam sebuah hadist dikatakan"Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka berbaringlah" (H.R. Abu Dawud).

4. Diam. Dalam sebuah hadist dikatakan "Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah" (H.R. Ahmad).

5. Bersujud, artinya shalat sunnah minima dua rakaat. Dalam sebuahhadist dikatakan "Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud)." (H.R. Tirmidzi)

Wallahu a'lam bissawab, semoga berfaedah

Doa Nabi Muhammad SAW


Antara beribu Doa Nabi Muhammad S.A.W.

“Ya Allah! Ampunkanlah aku di atas apa yang telah aku lakukan, dan atas apa yang mungkin akan ku lakukan.  Adapun yang terang dan tersembunyi.  Ampunkanlah aku dalam apa yang telah aku lakukan untuk melanggar perintahMu dan dalam apa yang engkau lebih mengetahui dariku.  Engkau memberi petunjuk dan Engkau yang menariknya. Tiada Tuhan melainkan Engkau”

“Ya Allah! Aku mohon kepada Mu kebaikan yang telah diminta oleh Nabi Muhammad s.a.w., dan aku minta pertolonganMu terhadap keburukan yang Nabi Mu Muhammad s.a.w. meminta dijauhkan.  Engkaulah penolong dan kepada Engkaulah diminta pertolongan.  Tidak ada daya dan upaya melainkan Engkau”

“Ya Allah! Engkau berupaya membolak-balikkan hati, maka tetapkanlah hatiku di dalam iman terhadapMu”

“Ya Allah!  Jadikanlah agama ini kebaikan bagiku, kekuatan bagiku dan jadikanlah dunia untukku, tempat di mana aku tinggal dan jadikan kebaikan akhirat untukku, tempat pertemuanku.  Tambahkalah kebaikan  dalam kehidupan ini untukku dan kematian sebagai istirehat bagiku dari semua kejahatan”

“Ya Allah!  Aku telah menyesatkan diriku sendiri dan tiada seorang pun yang mengampunkan kesalahanku kecuali Engkau.  Maka berilah keampunan  dan kasihanlah ke atasku.  Sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Pengampun”

“Ya Tuhanku ampunilah aku!  Kasihanilah aku! Maafkanlah aku dan berilah aku rezeki”
“Ya Allah!  Aku mohon perlindungan Mu dari keburukan tingkahlaku, amalan dan nafsu” 
“Ya Allah! Kurniakanlah budi pekerti yang mulia dan tolonglah aku dari kejahatan diriku sendiri”

"Wahai Yang Maha Hidup, Yang Maha Terjaga, hanya kepada rahmat-Mu aku memohon keselamatan. Perbaikilah seluruh urusanku, janganlah Engkau serahkan aku kepada diriku sendiri walau sekelip mata”

Selasa, 25 Mei 2010

Doa Wahyu Agung


Salam alaikum, ini adalah sebahagian doa yang diajarkan oleh Sheikh Abdul Qadir Al Jelani kepada murid-muridnya melalui kuliah harian yang dipetik dari Buku Wahyu Agong



 

  1. Ya Allah hidupkanlah hati kami dengan bertawakal kepada Mu, taat kepada Mu, ingat tunduk dan selalu mengEsakan Mu
  2. Allahumma ya Allah, berilah kami apa yang engkau telah berikan kepada kaum sufi.  Berikan kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan peliharalah kami dari azab neraka
  3. Allahumma ya Allah, kami mohon diberi keikhlasan di dunia dan di akhirat
  4. Allahumma ya Allah, terimalah taubatku, ya Allah sedarkanlah aku, rahmatilah aku. Pusatkanlah kalbu dan anggota tubuhku kepada Mu
  5. Allahumma ya Allah, berikan kami kekuatan untuk selalu taat kepada Mu. Kekuatan zahir dan batin. Janganlah Kau hinakan dengan sebab berbuat maksiat kepada Mu
  6. Allahummma ya Allah, perbaikilah kami dengan tauhid, Harumkanlah kami dengan meninggalkan makhluk dan segala sesuatu selain Mu
  7. Allahumma ya Allah, tolonglah kami dalam usaha memerangi nafsu kami. Dan berilah kami kebaikan di dunia dan di akhirat. Dan peliharalah kami dari azab neraka
  8. Allahumma ya Allah, kurniakanlah kami untuk selalu menepati dan menyetujui ketentuan takdir Mu, dalam suasana dan keadaan yang bagaimanapun
  9. Allahumma ya Allah, kurniakanlah ‘mahabah’ kepada Mu.  Teriring ampunan dan kesihatan yang sejati
  10. Allahumma ya Allah, semuga apa yang kami katakan ini bermanfaat bagi diri kami dan bagi siapa yang mendengarkannya
  11. Allahumma ya Allah, beri kami rezeki, berilah kami pertolongan (taufik) dan jauhkan kami dari perbuatan bid’ah zalalah
  12. Allahummma ya Allah, lupakan kami dari selain Mu.  Temukan kami dengan Mu
  13. Allahumma ya Allah, jauhkanlah jarak antara kami dengan hawa nafsu kami
  14. Allahumma ya Allah, kenalkanlah aku kepada Mu sehingga aku dapat benar-benar mengenal Mu
  15. Allahumma ya Allah, kami mohon perlindungan kepada Mu dari bergantung pada sebab-sebab lahiriah, kegila-gilaan, hawa nafsu dan adat istiadat. Kami mohon perlindungan kepada Mu dari kejahatan dalam segala keadaan
  16. Allahumma ya Allah, kami mohon kepada Mu agar dapat bersama Mu. Kami mohon ketakwaan dan kecukupan kepada Engkau. Terlepas dari segala sesuatu. Sibuk berbakti kepada Engkau ya Allah, serta hilangnya tabir antara kami dengan Engkau ya Allah

Sabtu, 22 Mei 2010

Samudera Hakikat Al-Quran


Samudera Hakikat Al-Quran
Ketahuilah! Bahwa Alam yang kita lihat sangatlah Luas ini baik di langit maupun di bumi, mencakup keseluruhannya yaitu sekalian Alam, terhimpun atau terangkum akan rahasia Ilmunya di dalam 30 Juz Al-Qur’an. Artinya adalah siapa-siapa yang membaca dan memahami Al-Qur’an.maka sama halnya ia melihat kepada Sekalian Alam. Karena Hakikat penciptaan Alam ini termuat pada 30 Juz Al-Qur’an 114 Surah 6666 Ayat.
Sangat Agung sekali Kitab Al-Qur’an itu yang diturunkan kepada Rosulullah Saw yang kemudian menjadi Kitabnya orang-orang Islam. Bahkan dikatakan bahwa Al-Qur’an itu sebagai penyempurna dari pada kitab-kitab sebelumnya. Akan tetapi keagungan dari pada Al-Qur’an itu bukanlah di lihat dari pada tulisan dan bacaannya, melainkan dari pada makna yang tersirat/ terkandung didalamnya.
Adapun tulisan atau bacaan yang termuat di dalam kitab itu tidak ada bedanya dengan buku-buku bacaan biasa, sehingga letak keImanan seseorang apa bila terfokus kepada Kitabnya /bukunya itu sama halnya ia beriman kepada sesuatu yang bakal hancur. Saya katakan bakal hancur karena apabila kitabnya/ bukunya itu di masukkan ke dalam api ia akan terbakar, dimasukkan kedalam lautan ia akan basah. Jangankan d bakar dan dimasukkan ke dalam air, di taruh saja di atas lemari, tidak di rawat dan di urus lambat laun ia akan rusak dan lapuk di makan oleh rayap (anai-anai).
Sudah kewajiban bagi seorang Mukmin untuk beriman / mempercayai kepada kitab Al-Qur’an yang dibawa oleh Rosulullah Saw. Tetapi yang perlu direnungkan adalah keimanan/ kepercayaan seseorang akan sesuatu itu, akan di bawa sampai mati bahkan sampai ke Robbul Jalil. Jika yang di Imani adalah sesuatu yang rusak dan hancur, maka keimanan nya akan dipertanggung jawabkan di Hari Kemudian kenapa beriman kepada sesuatu yang hancur.
Tetapi apabila ia mengerti bahwa yang diimani itu bukanlah “Kitabnya/ bukunya” melainkan yang terkandung di dalamnya yaitu “Firman Allah” maka keimanan seperti itulah yang akan menjadi penolongnya di hari kemudian, karena Makna yang terkandung di dalam kitab itu yaitu “Firman Allah” itu tidak akan hancur dan tidak akan Musnah sampai kapan pun juga.

Allah Swt berfirman :
“Dan sekiranya Qur’an diletakkan di atas gunung, maka gunung dapat digoncangkan atau diletakkan pada bumi, maka bumi jadi terbelah atau diletakkan pada orang mati maka orang-orang yang sudah mati dapat berbicara”(QS, Ar Ra’d : 31)
Qur’an yang manakah yang di maksud di ayat tsb?
Saya yakin jika Qur’an kitab yang berbuku itu yang diletakkan di atas gunung maka pastilah gunung itu tidak akan hancur dan bergoncang akan tetapi Bukunya yang akan rusak terkena panas dan hujan.
Tetapi jika Allah berfirman kepada Gunung (Makna Qur’an) :”Hai Gunung bergoncanglah engkau! Maka pastilah Gunung itu akan Bergoncang, Hai Bumi terbelahlah! maka pastilah Bumi akan terbelah, Hai orang mati bicaralah! Maka pastilah orang mati dapat berbicara.
Sehingga sangat keliru jika mengartikan Al-Qur’an itu hanya sebatas arti Harfiah saja yaitu diartikan sebagai “BACAAN”. Padahal kita mengetahui bahkan seluruh orang Muslim tahu bahwa Al-Qur’an itu adalah Firman Allah, Kalam Allah, Perkataan Allah dan Suara Allah. Jadi tidak dapat dipersamakan “FIRMAN ALLAH” dengan “BACAAN”. Lalu di mana letak keagungannya Al-Qur’an jika hanya sebatas “BACAAN” saja, tetapi jika Al-Qur’an itu dimaknai dengan “FIRMAN ALLAH”, maka itulah keagungan yang sangat Mulia sekali.
Kemudian dari Firman Allah yang terdiri dari 30 Juz 114 Surah dan 6666 Ayat itu terangkum lagi tersimpulkan lagi di dalam Surah “Al-Fatihah”. Di dalam Surah Al-Fatihah itu dikatakan di Hadits Qudsi sebagai 7 ayat yang berulang-ulang. Firman Allah “Aku turunkan kepada mu 7 ayat yang berulang-ulang yaitu : Tiga Bagi-Ku, Satu antara engkau dan Aku dan tiganya lagi Bagimu. Tiga bagi-Ku adalah ; Alhamdulillahirobbil’aalamiin. Arrohmaanirrohiim. Maa liki yau middiin. Satu antara engkau dan Aku adalah ; Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nas ta’iin. Dan Tiga bagimu adalah ; Ihdinashirootol Mustaqiim. Shirootolladziina an’amta alaihim. Ghoiril Maghdu bi’alaihim waladhoo-lliin.
Surah Al-Fatihah itu terdiri dari pada 7 Ayat yang terbagi menjadi :
3 (Tiga) Bagi Allah
1 (Satu) Antara Insan dengan Allah
3 (Tiga) Bagi Insan
Lalu keseluruhan dari 7 Ayat tsb sama dengan 3 1 3, sebagaimana juga di riwayatkan bahwa jumlah seluruh Rosul itu ada 313 Rosul.
Kemudian Kandungan Surah Al-Fatihah itu terangkum lagi, tersimpulkan lagi pada Kalimah “Bismillahirrohmaanirrohiim”, artinya adalah : Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Penyayang. Akan tetapi makna dari pada Kalimah tsb adalah : Allah Hadir pada tiap-tiap sesuatu juga pada dirimu dalam sifat Kasih dan Sayang-Nya.
Bagi mereka-mereka yang mengerti akan Makna daripada Kalimah “Bismillahirrohmaanirrohiim” maka sama halnya ia telah memaknai Surah Al-Fatihah, dan mereka yang dapat memaknai Al-Fatihah maka sama Halnya ia telah memaknai 30 Juz Al-Qur’an 114 Surah 6666 Ayat, dan bagi mereka yang telah dapat memaknai 30 Juz Al-Qur’an maka sama Halnya ia telah memaknai rahasia Kehidupan Seluruh Sekalian Alam.
Karena itu setiap orang Muslim ketika ingin memulai sesuatu pekerjaan selalu didahului dengan ucapan “Bismillahirrohmaanirohiim”. Dimana maknanya adalah, Allah Hadir pada tiap-tiap sesuatu juga pada dirimu dalam sifat Kasih dan Sayang-Nya.
Itulah yang dianjurkan oleh Baginda Nabi Muhammad Swt, dan terus turun temurun sampai kepada orang-orang tua kita. Lalu menjadilah suatu budaya bagi orang muslim untuk memulai sesuatu pekerjaan itu dengan ucapan “Bismillahirrohmaanirrohiim”. Kenapa saya katakan bahwa itu menjadi budaya bagi orang Muslim, padahal itukan suatu kebaikan yang ada dalam Agama Islam sebagai “Sunnah”?. Benar! Akan tetapi sesuatu yang dilakukan atau diperbuat jika tidak mengetahui Rahasia dan Makna yang terkandung didalamnya maka sesuatu itu tidak ubahnya sama halnya dengan Budaya?
Jika memang itu adalah suatu “Sunnah”, maka ketahuilah Rahasia dan Maknanya. Jika tidak maka apa yang di perbuat dan dilakukan tidak akan memberikan barokah pada dirinya walaupun ia telah memulainya dengan “Bismillahirrohmaanirrohiim”.
Ditulis oleh pengembarajiwa pada September 20, 2008

Bermalam di dalam Baitullah


Bermalam di Dalam Baitullah
Ketika kita berbicara tentang Baitullah, tentu perhatian dan ingatan tertuju kepada Ka’bah yang ada di kota Makkah. Dan kesucian dari pada Ka’bah memang selalu terjaga dan terpelihara. Di mana Ka’bah itu adalah pusat pandang dari pada Kiblat orang-orang Muslim. Pada zaman Jahiliyah Ka’bah merupakan tempat untuk beribadah bagi para Kabilah-kabilah Khususnya di sekitar tanah Arab.
Dan di dalam Ka’bah itu di tempatkan patung-patung berhala sebagai sembahan Orang dikala itu. Ketika di tanyakan kepada mereka tentang Tuhan pencipta sekalian Alam mereka pun mengatakan percaya kepada yang menciptakan segala sesuatu. Adapun patung-patung yang mereka sembah itu hanyalah sebatas refleksi/perwujudan dari pada Tuhan Seru Sekalian Alam.
Ketika Rosulullah Saw di utus ke muka Bumi maka mulailah Rosul memberikan suatu pengarahan kepada mereka bahwa apa yang mereka sembah itu adalah suatu kesalahan yang sangat besar dan sangat fatal sekali.
Dikatakan oleh Beliau bahwa Tuhan Seru Sekalian Alam itu Laisa Kamislihi Syai’un (tidak bisa dimisalkan dengan sesuatu apapun). Tuhan itu bernama ALLAH dan ALLAH itu ESA tidak ada sekutu bagi Nya, meliputi tiap-tiap segala sesuatu.
Lalu berjuanglah Beliau bersama para sahabat-sahabat untuk menghancurkan keyakinan dari pada orang-orang Kafir Quraisy terhadap sesembahannya yang berupa patung itu dan berusaha untuk menghancurkan patung-patung sesembahan mereka.
Kurang lebih 23 tahun lamanya Beliau berjuang dan pada saat Penaklukan Kota Makkah Beliau masuk ke dalam Ka’bah dan menghancurkan patung-patung berhala yang ada didalamnya.
Allah Swt berfirman : “Katakanlah : Akulah Allah yang Esa. Tempat bergantung segala sesuatu. Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dan tidak ada satupun yang menyamai ke Esaan Ku”.
Begitu jelasnya Allah menyatakan tentang ke Esaan Nya sehingga sesuatu apapun tidak ada yang menyamai Nya. Itulah yang menjadi dasar sehingga di dalam Baitullah itu tidak boleh ada patung dan berhala yang mengisinya.
Akan tetapi setiap Muslim berkeyakinan bahwa Ka’bah itu adalah Baitullah (Rumah Allah). Sehingga mereka yang semata-mata terfokus kepada Bangunan Batu yang di sebut dengan Ka’bah itu tidak menyadari bahwa Allah itu Maha Besar dan rasanya tidak pantas dikatakan bahwa Ka’bah yang terbuat dari batu dikatakan tempat kediaman Allah (Rumah Allah).
Allah Swt Maha Meliputi dan tidak terikat oleh ruang dan waktu bahkan Sayyidina Ali bin Abi Tholib pun pernah mengatakan bahwasanya : “Tdaklah aku memandang akan sesuatu melainkan aku melihat Tuhan di dalamnya”.
Adapun Ka’bah (Baitullah) itu hanyalah sebagai symbol daripada Persatuan Umat Islam, Poros dari pada persaudaraan sesama Muslim.
Pada Hakikatnya bukan Ka’bah yang dipandang, bukan Ka’bah yang dituju, bukan Ka’bah yang dipuja-puja melainkan Allah lah yang meliputi tiap segala sesuatu.
Pada Zahirnya menghadap mereka kepada Ka’bah adalah menunjukkan keta’atan ia kepada Tuhannya bukan menjadikan Ka’bah sebagai sesuatu yang Agung melainkan yang Maha Agung adalah yang memiliki Ka’bah tsb.
Para Sufi dan para Awliya menekankan tentang Baitullah itu sendiri lebih mengarahkan kepada Qolbu.
“Qolbun Mu’min Baitullah”
Agar Qolbunya mencerminkan Baitullah maka bersihkanlah terlebih dahulu qolbu itu dari segala patung-patung berhala. Patung-patung berhala didalam Qolbu itu ialah : Dunia, Harta, Takhta, Pangkat, Kedudukan.
Awliya Allah Al-Qutuburrobbani Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani mengtakan : Dunia boleh engkau ambil sebanyak-banyaknya, Harta dan uang boleh engkau kantongi sebanyak-banyaknya akan tetapi jangan sampai itu semua masuk kedalam Hatimu..!
Hatimu adalah Baitullah, maka cukuplah yang mengisinya hanya Allah Semata.
Mereka yang telah mengosongkan hatinya dari segala sesuatu….. Hanya Allah yang hadiri disitu…. Kemudian ia Tawajjuh kepada Allah dalam Hatinya maka pada Hakikatnya sama halnya ia telah bermalam di dalam Baitullah. Dan tidaklah bagi mereka yang telah bermalam di Baitullah, Allah akan Sayang dan Cinta kepada nya.

Ditulis oleh pengembarajiwa pada September 5, 2008

Jumaat, 21 Mei 2010

Anda adalah ...

Makanan diperlukan oleh jasad (badan kita) maknanya kita perlu makan untuk menguatkan jasad agar kita boleh bergerak, bekerja dan beraktiviti. Kekurangan makanan boleh menyebabkan badan kita mejadi lemah lesu, berpenyakit dan kurus kering


Oleh kerana kita terdiri dari jasad dan roh, pernahkah anda terfikir untuk memberi makanan kepada roh kita. Apa jenis makanan untuk roh kita. Jika selama ini kita tidak memberi makan  kepada roh, berkemungkinan ia menjadi kurus melidi dan  sakit menderita walaupun tubuh jasad segar bugar



Piramid bacaan dibawah mungkin boleh membantu kita untuk memberi makanan yang yang berzat untuk roh kita yang selama ini terbiar tanpa makan tanpa zat








Rabu, 19 Mei 2010

Doa kepada Ibu dan bapa

Salam, sudahkah anda mendoakan kedua ibubapa  hari ini terutama selepas solat lima waktu. Jika sudah alhamdulillah. Kalau belum marilah panjatkan doa ini - ia lebih bermakna dari pemberian sekuntum bunga, ciuman
tangan beribu kali.  Marilah kita jadi anak yang soleh yang sentiasa mendokan keampunan untuk kedua ibubapa kita.

Ahad, 16 Mei 2010

Selawat Fatih


Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
Tiada seorang pun yang memberi salam / selawat padaku, melainkan Allah mengembalikan rohku, sehingga aku dapat menjawab salam orang itu.
(Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawuyd dengan isnad sahih.)


Jumaat, 14 Mei 2010

Hari Ibu

Kepada sesiapa yang menyambut hari ibu dan bapa

Salam kepada saudara pembaca yang budiman ini hasil carian menerusi pembacaan di internet yang saya rasa perlu disebarkan kepada umat islam mengenai dua sambutan yang telah seakan diterima sebagai sesuatu yang berasal dari islam

Kepada mereka yang berhujah membolehkan sambutan hari ibu dan bapa. Memang secara logiknya amat baik kerana mengingat jasa-jasa insan bernama ibu dan nampak bersesuaian dengan islam. Ingatlah saudara pada sebarang tindakan bila sesuatu itu (baik dari logik akal dan budaya) berhadapan dengan syarak, maka kita kena patuh dan tunduk pada syarak. Tiada sambutan hari ibu /bapa yang diajarkan oleh Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.

Sila renungkan perenggan yang berikut dan buatlah penilaian sendiri… semuga Allah memberi perlindungan kepada kita semua. Ada beberapa versi sambutan hari ibu - ada yang menyambut pada bulan Mac, Mei dan Disember. Sebahagian besar masyarakat dunia menyambut hari ibu termasuk negara kita pada bulan Mei.

Ini kisah tarikh sambutan hari ibu…

Hari Ibu versi kini yang diraikan pada setiap Ahad kedua bulan Mei ialah hasil kempen Anna M Jarvis dari Philadelphia pada 1907 supaya Hari Ibu menjadi sambutan nasional sempena ulang tahun kematian ibunya. Inspirasinya timbul dari mendiang ibunya, aktivis yang pernah mengadakan perhimpunan Mothers Friendship Day untuk mempersatukan pihak-pihak yang bermusuhan selepas Perang Saudara (Civil War) di bawah simbol ibu.

Sambutan Hari Bapa pada setiap Ahad ketiga bulan Jun pula ialah hasil kempen Sonora Smart Dodd dari Washington pada 1909 sempena ulang tahun kematian bapanya. Idea untuk menyambut Hari Bapa timbul semasa menyambut Hari Ibu apabila memperingati jasa bapanya membesarkan anak-anak sebagai duda.

Di sini jelaslah bahawa kebudayaan meraikan Hari Ibu dan Hari Bapa dicedok dari pandangan hidup yang 180 darjah berpaling daripada Islam. Ukuran ikutan umat ketika ini berdasarkan kepada sekeliling dan logik akal yang telah ditanamkan oleh kaum penjajah yang tidak mahu melihat Islam bangkit semula. Umat ditidurkan dengan ubat bius (kebudayaan kuffar) yang terang lagi bersuluh diambil dan dialih bahasakan kepada kebudayaan Islam.

Sama-sama kita renungkan.